Monday, January 16, 2012

Wedding Reception


Alhamdulillah acara akad nikah tanggal 19 November 2011 pagi, acara pengajian syukuran walimahan tanggal 19 malam, dan acara resepsi tanggal 20 November 2011 bisa dibilang lancar dan sukses.  Oiya, dalam acara resepsi juga disisipkan sedikit sentuhan adat Jawa (karena kami berdua orang asli Jawa). Konsep yang tadinya tidak menggunakan acara adat sama skali, menjadi berubah karena keluarga ingin ada sesuatu yang berkesan juga, jadilah pada acara resepsi diadakan Upacara Panggih dan sebagainya. Hmmm...kami jadi lebih bersemangat menjalankan tahap demi tahap dari tradisi adat tersebut.



Panggih (dok. Viska)

Upacara Panggih melambangkan perjalanan hidup kedua mempelai lancar tidak menemui halangan dan rintangan sehingga cepat mencapai kebahagiaan hidup. Selain itu juga melambangkan bahwa seorang pria itu harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman serta harus sabar, kedua mempelai juga diharapkan berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan bijak, kedua mempelai diharapkan tidak mudah putus asa, harus selalu optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik, kedua mempelai diharapkan menjadi pelindung keluarga dan masyarakat, kedua mempelai juga diharapkan bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan keluarga, kedua mempelai juga diharapkan mempunyai motivasi tinggi dalam hidupnya, kedua mempelai juga diharapkan selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapai berbagai macam masalah, selain itu juga diharapkan mempelai bisa melindungi diri dan terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat. (Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )

Lempar Sirih atau Balangan Gantal ( dok. Viska)
Balangan Gantal : Pengantin pria dan pengantin wanita saling melemparkan tujuh ikat daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang putih. Untuk pria berjumlah 4 ikat dan wanita 3 ikat, pria dulu yang melempar. Makna dari prosesi ini adalah melambangkan ikatan dan kejernihan pikiran.  
Balangan berarti ‘melempar’ , sedangkan gantal berarti ‘daun sirih yang sudah diikat dengan benang’.  Suruh yang diikat dengan benang sebagai lambang perjodohan dan telah diikat dengan tali suci. Selain itu juga melambangkan suatu perwujudan perkenalan pertama antara calon suami dan calon istri. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )



Wijikan ( dok. Viska)

Wijikan : Pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria. Perlengkapan yang dipakai yaitu ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )

Memecah Telur ( dok. Viska)
Prosesi memecah telur diawali dengan pemaes mengambil telur ayam yang kemudian disentuhkan di dahi pengantin laki-laki dahulu kemudian pengantin perempuan, lalu dibanting di ranupada. (Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )

Ranupada ( dok. Viska)

Bokor dan Gayung ( dok. Viska)

Ranupada berarti ‘tempat mencuci kaki’, ranupada mempunyai makna simbolik sebagai tanda bakti istri pada suami. 
Gayung dipakai pengantin wanita untuk mengambil air dari bokor, melambangkan supaya istri diberi kemudahan untuk melayani suami.  
Bokor dipakai pada saat upacara wijikan sebagai tempat air bunga setaman. Dipilih bokor karena pada jaman dahulu bokor merupakan tempat air. Bokor terbuat dari tembaga atau logam yang kuat, maka dari itu bokor tidak mudah bocor. Bokor mempunyai makna simbolik kekuatan.  
Bunga sritaman atau bunga setaman melambangkan keharuman cita-cita mengarungi bahtera rumah tangga. 
Baki digunakan sebagai alas dalam wijikan atau memecah telur, mengandung makna jika sudah resmi menjadi suami istri maka segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama. 


Prosesi selanjutnya adalah Tampa Kaya. Prosesi ini adalah sebuah tahap dimana pengantin pria memberikan ‘lambang harta’ dengan cara dikucurkan pada pangkuan pengantin wanita yang dibawahnya dialasi dengan kain.  
‘Lambang harta’ yang terdiri dari segala macam biji-bijian dan uang logam sebagai simbol rejeki yang melimpah, bunga-bungaan melambangkan keharuman dan kewibawaan nama pengantin sedangkan dlingo bengle sebagai lambang kesehatan. Diusahakan isinya jangan sampai tercecer, karena tercecer melambangkan sikap yang boros.  
Makna dari Tampa Kaya adalah seorang pria bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tampa kaya juga mempunyai makna sebagai lambang bahwa sikap seorang wanita seharusnya bersyukur menerima nafkah dari suami sebesar apapun dan mengelolanya dengan benar, cermat dan berhati-hati dan sebagai seorang pria wajib bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya, suami tidak boleh curang, semua kekayaan hasil jerih payahnya harus diserahkan kepada istrinya. Serta mempunyai makna pengharapan aliran rejeki yang lancar. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com ).




Tampa Kaya -1 ( dok. Viska)

Tampa Kaya -2 ( dok. Viska)

Tampa Kaya -3 ( dok. Viska)
Pengantin wanita menerima “lambang harta” dari pengantin pria, kemudian diserahkan kepada Ibu pengantin putri, hal ini mempunyai makna simbolis wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com ).

Tampa Kaya -4 ( dok. Viska)
Tampa Kaya -5 ( dok. Viska)
Tampa kaya -6 ( dok. Viska)
Selanjutnya adalah prosesi Dahar Klimah yang ditandai dengan pengantin pria membuat nasi yang dikepal sebanyak tiga kali untuk pengantin wanita. Kemudian pengantin wanita memakan nasi kepalan tersebut yang terdiri dari rangkaian sayuran berupa kacang panjang, nasi kuning, telur dadar, kedelai goreng, tempe goreng, abon, dan hati ayam kampung yang dimasak pindang antep.
(Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )

Dahar Klimah -1 ( dok. Viska)
Dahar Klimah -2 ( dok. Viska)
Dahar Klimah -3 ( dok. Viska)
Dahar Klimah -4 ( dok. Viska)

Prosesi terakhir adalah Sungkeman. Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya, menyembah. Sungkeman mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera. Pengantin pria melepaskan keris yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan kepada orang tua., serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan. 


Sungkeman ( dok. Viska)

Keliatannya ribet ya rangkaian acaranya, tapi itulah yang membuat acara pernikahan menjadi berkesan, karena setiap tahapan mengandung banyak arti dan doa. Insya Allah bisa mengambil smua segi positif nya, dan bisa menjalankannya dengan ridho dari Allah tentunya. Amin.

The Holy Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) said :
 "A Muslim man can acquire no benefit after Islam greater than a Muslim wife who makes him happy when he looks at her, obeys him when he commands her, and protects him when he is away from her in herself and in his property."






No comments:

Post a Comment