Alhamdulillah acara akad nikah tanggal 19 November 2011 pagi, acara pengajian syukuran walimahan tanggal 19 malam, dan acara resepsi tanggal 20 November 2011 bisa dibilang lancar dan sukses. Oiya, dalam acara resepsi juga disisipkan sedikit sentuhan adat Jawa (karena kami berdua orang asli Jawa). Konsep yang tadinya tidak menggunakan acara adat sama skali, menjadi berubah karena keluarga ingin ada sesuatu yang berkesan juga, jadilah pada acara resepsi diadakan Upacara Panggih dan sebagainya. Hmmm...kami jadi lebih bersemangat menjalankan tahap demi tahap dari tradisi adat tersebut.
Panggih (dok. Viska) |
Upacara Panggih melambangkan perjalanan hidup kedua mempelai lancar
tidak menemui halangan dan rintangan sehingga cepat mencapai kebahagiaan
hidup. Selain itu juga melambangkan bahwa seorang pria itu
harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman serta harus sabar,
kedua mempelai juga diharapkan berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan
bijak, kedua mempelai diharapkan tidak mudah putus asa, harus selalu
optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik, kedua
mempelai diharapkan menjadi pelindung keluarga dan masyarakat, kedua
mempelai juga diharapkan bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak
untuk menyelamatkan keluarga, kedua mempelai juga diharapkan mempunyai
motivasi tinggi dalam hidupnya, kedua mempelai juga diharapkan selalu
mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapai berbagai
macam masalah, selain itu juga diharapkan mempelai bisa melindungi diri
dan terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat. (Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )
Lempar Sirih atau Balangan Gantal ( dok. Viska) |
Balangan Gantal : Pengantin pria dan pengantin wanita saling melemparkan tujuh ikat
daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang putih.
Untuk pria berjumlah 4 ikat dan wanita 3 ikat, pria dulu yang melempar. Makna dari prosesi ini adalah melambangkan ikatan dan kejernihan pikiran.
Balangan berarti ‘melempar’ , sedangkan gantal berarti ‘daun sirih yang sudah diikat dengan benang’. Suruh
yang diikat dengan benang sebagai lambang perjodohan dan telah diikat
dengan tali suci. Selain itu juga melambangkan suatu perwujudan
perkenalan pertama antara calon suami dan calon istri. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )
Wijikan ( dok. Viska) |
Wijikan : Pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria. Perlengkapan yang dipakai yaitu ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )
Memecah Telur ( dok. Viska) |
Ranupada ( dok. Viska) |
Bokor dan Gayung ( dok. Viska) |
Ranupada berarti ‘tempat mencuci kaki’, ranupada mempunyai makna simbolik sebagai tanda bakti istri pada suami.
Gayung dipakai pengantin wanita untuk mengambil air dari bokor, melambangkan supaya istri diberi kemudahan untuk melayani suami.
Bokor dipakai pada saat upacara wijikan sebagai tempat air bunga setaman. Dipilih bokor
karena pada jaman dahulu bokor merupakan tempat air. Bokor terbuat dari
tembaga atau logam yang kuat, maka dari itu bokor tidak mudah bocor.
Bokor mempunyai makna simbolik kekuatan.
Bunga sritaman atau bunga setaman melambangkan keharuman cita-cita mengarungi bahtera rumah tangga.
Baki digunakan
sebagai alas dalam wijikan atau memecah telur, mengandung makna jika
sudah resmi menjadi suami istri maka segala sesuatu dilakukan secara
bersama-sama.
( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com ).
Prosesi selanjutnya adalah Tampa Kaya. Prosesi
ini adalah sebuah tahap dimana pengantin pria memberikan ‘lambang harta’ dengan
cara dikucurkan pada pangkuan pengantin wanita yang dibawahnya dialasi dengan
kain.
‘Lambang harta’ yang terdiri dari segala macam biji-bijian dan uang logam
sebagai simbol rejeki yang melimpah, bunga-bungaan melambangkan keharuman dan
kewibawaan nama pengantin sedangkan dlingo bengle sebagai lambang
kesehatan. Diusahakan isinya jangan sampai tercecer, karena tercecer
melambangkan sikap yang boros.
Makna dari Tampa Kaya
adalah seorang pria bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Tampa kaya juga mempunyai makna sebagai lambang bahwa sikap seorang
wanita seharusnya bersyukur menerima nafkah dari suami sebesar apapun dan
mengelolanya dengan benar, cermat dan berhati-hati dan sebagai seorang pria
wajib bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya, suami tidak boleh curang,
semua kekayaan hasil jerih payahnya harus diserahkan kepada istrinya. Serta
mempunyai makna pengharapan aliran rejeki yang lancar. ( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com ).
Tampa Kaya -1 ( dok. Viska) |
Tampa Kaya -2 ( dok. Viska) |
Tampa Kaya -3 ( dok. Viska) |
Tampa Kaya -4 ( dok. Viska) |
Tampa Kaya -5 ( dok. Viska) |
Tampa kaya -6 ( dok. Viska) |
(Sumber : dunianyamaya.wordpress.com )
Dahar Klimah -1 ( dok. Viska) |
Dahar Klimah -2 ( dok. Viska) |
Dahar Klimah -3 ( dok. Viska) |
Dahar Klimah -4 ( dok. Viska) |
Prosesi terakhir adalah Sungkeman. Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya, menyembah. Sungkeman mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak kepada orang tua
yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang
tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam
membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera. Pengantin pria melepaskan keris
yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal
ini mempunyai makna simbolik penghormatan kepada orang tua., serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan.
( Sumber : dunianyamaya.wordpress.com ).
Sungkeman ( dok. Viska) |
Keliatannya ribet ya rangkaian acaranya, tapi itulah yang membuat acara pernikahan menjadi berkesan, karena setiap tahapan mengandung banyak arti dan doa. Insya Allah bisa mengambil smua segi positif nya, dan bisa menjalankannya dengan ridho dari Allah tentunya. Amin.
The Holy Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him) said :
"A Muslim man can acquire no benefit after Islam greater than a Muslim wife who makes him happy when he looks at her, obeys him when he commands her, and protects him when he is away from her in herself and in his property."
No comments:
Post a Comment